Karyawan Uniqlo Naik Gaji 40%, Fresh Graduate Rp 35 Juta
Karyawan Uniqlo Naik Gaji 40%, Fresh Graduate Rp 35 Juta
Jakarta - Perusahaan induk Uniqlo, Fast Retailing Co Ltd pada Rabu (11/1/2023) menyatakan akan menaikkan upah pekerja sebanyak 40%. Kebijakan ini diambil menjelang negosiasi tenaga kerja musim semi tahunan di Jepang.
Langkah Fast Retailing merupakan pertama kalinya dalam setidaknya 20 tahun. Perusahaan induk ritel ini telah mengoperasikan lebih dari 3.500 toko pakaian di seluruh dunia.
"Perubahan itu bertujuan untuk membuat gaya kerja dan remunerasi perusahaan lebih kompetitif secara global," kata juru bicara Pei Chi Tung.
"Ada kebutuhan mendesak untuk menaikkan gaji di Jepang, yang tetap rendah dibandingkan dengan operasi di luar negeri," tambahnya.
Mulai Maret 2023, karyawan lulusan baru (fresh graduate) akan dibayar 300.000 yen atau sekitar Rp35,1 juta sebulan. Saat ini, mereka dibayar 255.000 yen atau Rp29,8 juta.
"Sementara manajer toko baru akan mengalami peningkatan gaji sekitar 36%, menjadi 390.000 yen (Rp45,7 juta) per bulan," kata Pei.
Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida sebelumnya berulang kali meminta perusahaan untuk menaikkan upah pekerja. Permohonan ini semakin mendesak karena harga telah melonjak, menyebabkan kenaikan biaya segala sesuatu mulai dari makanan hingga bahan bakar.
Kondisi gaji yang buruk telah menjadi masalah terbesar bagi ekonomi terbesar ketiga di dunia. Dalam dolar, gaji tahunan rata-rata di Jepang adalah US$39.711 pada tahun 2021.
Hal itu jauh di bawah rata-rata standar Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sebesar US$51.607 dan sedikit berubah dari awal 1990-an. Dengan kebijakan baru Fast Retailing, gaji terendah di Jepang kemungkinan mulai bergerak setelah beberapa dekade deflasi dan pemotongan biaya.
"Selain Fast Retailing, ada sejumlah perusahaan yang hingga tahun lalu secara signifikan meningkatkan tingkat kenaikan gaji mereka. Itu merupakan faktor positif bagi perekonomian Jepang," kata peneliti eksekutif di NLI Research Institute, Taro Saito, mengutip Reuters.
"Namun, skala kebijakan ini dikatakan tampaknya tidak mungkin diikuti dan tidak berlaku bagi banyak perusahaan Jepang lainnya," tambahnya
Penulis : Thea Fathanah Arbar