Kejar Skill Gap Pemberi dan Pencari Kerja, Menaker Tuntut Inovasi Digital
Kejar Skill Gap Pemberi dan Pencari Kerja, Menaker Tuntut Inovasi Digital
Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyoroti adanya kesenjangan keterampilan (skill gap) antara pemberi kerja yang mewakili kebutuhan industri, dengan para pencari kerja.
Disrupsi membuat lapangan pekerjaan saat ini menuntut adanya inovasi digital dari para pencari kerja. Namun, itu cenderung belum terpenuhi 100 persen.
"Masih ada sedikit skill gap antara pencari kerja dengan pemberi kerja, dimana persoalan digitalisasi ini jadi persoalan tersendiri. Banyak perusahaan kita yang sulit mencari pekerja dengan kompetensi digital," ungkap Ida Fauziyah
"Maka kami ingin mengajak kepada masyarakat, kami siap menghadapi digitalisasi," seru Menaker Ida.
Ida menyatakan, pemerintah ingin memperlihatkan kepada semua masyarakat kesiapan dalam menghadapi tantangan pekerjaan di masa depan.
"Banyak jenis pekerjaan yang hilang, tapi ada jenis pekerjaan yang baru. Maka kita ingin menghadirkan seluruh lembaga pelatihan, terutama lembaga pelatihan yang diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan," ujar Ida.
"Dan, pada kesempatan ini juga di samping mereka ingin melihat langsung persiapan pemerintah menyiapkan kompetensi bagi masyarakat, apakah yang ingin mendapatkan skilling, upskilling, dan reskilling," paparnya.
Bulan Oktober sebagai Bulan Vokasi, karena biasanya para pencari kerja yang jadi fresh graduate dari perguruan tinggi atau dari SMK," kata Menaker.
"Ada diantara mereka yang tidak kuliah dan belum mendapatkan pekerjaan. Jadi bulan-bulan yang baik bagi teman-teman untuk meng-upgrade kompetensinya melalui macam-macam, upskilling dan reskilling," tuturnya.