Pengembangan Wirausaha Jadi Strategi Jateng Tingkatkan Serapan Tenaga Kerja
Pengembangan Wirausaha Jadi Strategi Jateng Tingkatkan Serapan Tenaga Kerja
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bakal terus mendorong pertumbuhan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Langkah tersebut diambil tak cuma demi mendukung geliat perekonomian daerah, tapi juga demi meningkatkan serapan tenaga kerja. "Kalau pengangguran kita hanya berharap investasi besar yang masuk saja itu tidak akan cukup," kata Ganjar dalam acara Central Java Investment & Business Forum (CJIBF) 2022 yang digelar di Kota Semarang, Rabu (9/11/2022). Ganjar mengungkapan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal mendorong terciptanya wirausaha baru. Meskipun serapan tenaga kerja per usaha relatif kecil, namun harapannya secara kumulatif serapannya bisa jadi lebih besar apabila banyak usaha baru yang muncul di Jawa Tengah.
"Maka perbankan kita minta bantu skema kreditnya dibuatkan yang gampang. Ada kredit milenial tadi, anak muda hanya butuh Rp10 juta dia bisa buat baju, dia kirim," jelas Ganjar. Selain meminta perbankan untuk menyiapkan skema kredit yang ramah bagi para pengusaha baru. Ganjar juga berharap agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bisa dimanfaatkan untuk menyerap produk-produk buatan UMKM lokal. Berbagai insentif juga bakal diberikan, mulai kemudahan izin, fasilitas kredit yang aksesibel, juga pendampingan pemerintah. "Termasuk mencarikan market. Maka E-katalog lokal penting, membeli produk sekitar penting. APBD akan menjadi instrumen paling bagus untuk bisa men-treat mereka agar terus tumbuh," kata orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Pada perkembangan lainnya, Ganjar juga bakal menjalin komunikasi dengan pelaku industri untuk memastikan tidak terjadi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebagai informasi, beberapa waktu lalu santer terdengar kabar gelombang PHK dari pabrik-pabrik garmen dan tekstil di Jawa Tengah. Ganjar menepis isu tersebut. Menurutnya, sektor industri tekstil memang tengah terpukul. Namun kondisi tersebut masih dalam batas wajar, mengingat kinerja perdagangan internasional yang memang tengah melemah. "Beberapa industri ini lagi agak cekot-cekot, maka di beberapa industri kami coba komunikasikan terus untuk membantu agar tidak terjadi PHK," jelas Ganjar.
Reporter : M Faisal Nur Ikhsan