Pekerja Migran Indonesia Diminati Banyak Negara, Menaker Perhatikan Kompetensi
Pekerja Migran Indonesia Diminati Banyak Negara, Menaker Perhatikan Kompetensi
Menteri Ketenagakerjaan atau Menaker Ida Fauziah mengaku cukup bangga melihat, tenaga kerja asal Indonesia diminati banyak negara. Mulai dari Korea, Jepang, negara-negara di Timur Tengah (Timteng), hingga Eropa. "Kita cukup bangga karena ternyata pekerja migran dari Indonesia ini cukup diminati. Tidak hanya dari Korea, tapi dari negara-negara, seperti negara Jepang, Timur Tengah dan beberapa negara Eropa itu sangat tinggi," kata Menaker, Senin (17/10/2022).
Saat mendampingi Presiden Joko Widodo melepas keberangkatan 597 Pekerja Migran Indonesia (PMI) skema Government to Government (G to G) Korea Selatan Tahun 2022 pada sektor manufaktur dan perikanan. Menaker menekankan pentingnya membentuk skil hingga kompetensi sumber daya manusia (SDM) agar siap menghadapi permintaan tenaga kerja dari negara asing. "Kita akan menempatkan mereka yang memiliki kompetensi. Kita siapkan skill dan kompetensi mereka, dan kita pastikan bahwa penempatan mereka itu dilakukan sesuai dengan prosedur," kata Menaker. Hal tersebut dilakukan dengan cara mendorong pemerintah daerah agar lebih memperhatikan kompetensi calon PMI mengingat SDM Indonesia saat ini cukup diminati oleh banyak negara.
Selian itu peningkatan kompetensi sendiri juga merupakan bentuk bagian terhadap perlindungan CPMI. Sebab pemerintah bisa dengan lebih mudah mendata jumlah pekerja migran, dan meminimalisir pekerja migran ilegal.
Sebelumnya Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor menyatakan, penandatangan nota kesepahaman (MoU) ARCO Human Resources Company dengan 50 perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI) akan membuka kesempatan kerja bagi warga Indonesia di sektor formal. Kerja sama antara pelaku usaha Arab Saudi dan Indonesia di bidang ketenagakerjaan itu terkait perluasan kesempatan kerja ke Arab Saudi sebanyak 200.000 peluang kerja di berbagai sektor industri, dengan berbagai jenis jabatan. "Ini sebuah harapan baru untuk membuktikan bahwa masyarakat Indonesia tidak hanya sebagai pekerja non-formal, tapi mampu menjadi pekerja formal di segala bidang," kata Wamenaker dikutip Minggu (2/10).
oleh Iqbal Dwi Purnama