Lewat Digital, Kartu Prakerja Sukses Jangkau Masyarakat Luas
Lewat Digital, Kartu Prakerja Sukses Jangkau Masyarakat Luas
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Kartu Prakerja menjadi satu-satunya program Government to People yang paling masif di Indonesia.
Hal ini karena keberhasilan inklusivitas Program Kartu Prakerja yang mampu menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat, serta pemanfaatan teknologi digital yang mampu tumbuh di tengah kondisi pandemi yang sedang dihadapi.
Menurut data, inklusivitas Program Kartu Prakerja telah menjangkau sekitar 3% penyandang disabilitas, 2,9% Pekerja Migran Indonesia, 47,59% penerima dari 212 Kabupaten/Kota lokus prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem tahun 2020-2022, 19% berpendidikan SD atau sederajat, dan 49% perempuan.
Sedangkan di tahun 2022, sedikitnya sekitar Rp8,72 triliun insentif telah disalurkan. Adapun jumlah pendaftar tercatat lebih dari 40 juta dengan jumlah yang diterima sekitar 16,4 juta yang berasal dari 514 kabupaten/kota.
"Artinya, selama pandemi kita bisa melihat bahwa infrastruktur digital kita relatif merata. Dari kuota yang diberikan ke daerah-daerah itu bisa terisi, dengan demikian sifat inklusif kartu prakerja menjadi tinggi. 212 kabupaten/kota diantaranya merupakan daerah miskin, sehingga target menjangkau banyak pihak dengan teknologi digital itu bisa diwujudkan," ujarnya
Penyelenggaraan kartu pekerja dilakukan 100% secara online, sehingga dapat menjangkau dengan sangat luas. Menurut Airlangga, jika menggunakan sistem analog atau manual, tidak mungkin ada satu kementerian bisa meng-handle pendaftaran 40,8 juta dan memprosesnya.
Airlangga menambahkan, pelaksanaan Program Kartu Prakerja dengan Skema Normal akan dimulai di Triwulan pertama tahun 2023, namun demikian persiapan pelaksanaan sudah mulai dijalankan pada akhir tahun ini.
Dia berharap Komite Cipta Kerja segera menjalankan Skema Normal dengan pelatihan offline yang merupakan desain awal Program Kartu Prakerja.
"Di tahun 2023 nanti, Program Kartu Prakerja dengan Skema Normal ditargetkan akan menjangkau 1 juta penerima. Dengan Skema Normal ini, metode pelatihan akan dilakukan secara offline, online, dan hybrid serta insentif yang diberikan akan dilakukan penyesuaian," pungkasnya
Penulis : Eqqi Syahputra