AS Butuh 2 Juta Imigran Imbas Krisis Tenaga Kerja
AS Butuh 2 Juta Imigran Imbas Krisis Tenaga Kerja
Jakarta - Amerika Serikat (AS) kekurangan jumlah tenaga kerja di mana hal itu sudah terjadi sejak tiga tahun lalu, saat pandemi covid-19 dimulai.
Hasil riset para peneliti Universitas California Davis (UC Davis) menyatakan Negeri Paman Sam itu membutuhkan setidaknya 2 juta imigran untuk mengisi pasar tenaga kerjanya. Pada 2020, pemerintah AS menyetop pemrosesan visa pekerja imigran. Akhir 2021, ada kekurangan 2 juta imigran usia produktif dibanding masa sebelum covid-19.
"Salah satu alasan mengapa ada begitu banyak lowongan dan pekerjaan yang tidak terisi di AS adalah karena kita kehilangan banyak imigran yang secara teratur datang sebelum covid," kata Peneliti UC Davis Giovanni Peri, dikutip dari CNN Business, Jumat (23/12).
Kehadiran imigran sangat penting bagi perekonomian AS. Terutama, untuk mengisi lowongan yang tidak diminati warga AS.
Beberapa sektor yang membutuhkan imigran yaitu sektor konstruksi, pertanian dan perhotelan. Jenis-jenis pekerjaan ini banyak tidak terisi.
Peri menyebut ada 10,3 juta lowongan kerja di AS, di antaranya 377 ribu orang di bidang konstruksi, dan 1,6 juta di perhotelan. Kebutuhan tenaga kerjanya meningkat terus dalam beberapa bulan terakhir.
Dari 2 juta angka imigran yang gagal ke AS, 1 juta di antaranya merupakan pekerja terampil lulusan perguruan tinggi.
Awal bulan ini, Federasi Biro Pertanian Amerika bersama dengan 350 kelompok pertanian lainnya meminta Senat untuk meloloskan RUU reformasi pertanian untuk mengatasi krisis buruh tani.
Pekerja pertanian asing yang terampil adalah tulang punggung pertanian AS. Saat ini, mereka kelimpungan mencari pekerja.
"Krisis tenaga kerja pertanian menghambat produksi dan berkontribusi terhadap inflasi harga pangan. Kita harus mengatasi krisis tenaga kerja yang mengancam pertanian di seluruh AS," bunyi tuntutan mereka kepada senat.