Strategi Mendorong Pengembangan Industri dengan Link and Match Pendidikan dan Industri
Strategi Mendorong Pengembangan Industri dengan Link and Match Pendidikan dan Industri
Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan berbagai strategi untuk mendorong pengembangan industri. Salah satunya ialah menyediakan tenaga kerja industri yang adaptif terhadap perkembangan industri.
"Kementerian Perindustrian, menyadari bahwa penyediaan SDM kompeten merupakan bagian investasi pengembangan industri. Upaya perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi penting untuk menjembatani kebutuhan tersebut," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Minggu (27/11/2022).
Dalam pelaksanaannya, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis teknologi sebagai salah satu strategi pemenuhan kebutuhan tenaga kerja industri di era digitalisasi industri 4.0
Pada November 2022 ini, BPSDMI menggelar Industrial Vocational Week (IVW) 2022 yang merupakan serangkaian kegiatan bersama mitra industri dalam dan luar negeri dalam rangka mensosialisasikan kegiatan pengembangan SDM industri melalui program vokasi industri.
Penyelenggaraan kegiatan ini telah melibatkan 144 perusahaan industri, 127 peserta dari Kadin, Kadinda, dan para mitra, serta 947 dari SMK dan politeknik secara offline, online, dan hybrid dengan total sebanyak 1.730 peserta.
Kegiatan yang berjalan selama 4 hari dari tanggal 21 hingga 24 November 2022 ini kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Launching of Industrial Vocational Year (IVY) 2023 sebagai puncak acara berlokasi di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta yang dibuka oleh Kepala BPSDMI Arus Gunawan.
Arus menyampaikan, keberhasilan program pendidikan dan pelatihan vokasi adalah karena terjalinnya kemitraan antara lembaga pendidikan dan pelatihan dengan industri yang mengurangi permasalahan mismatch supply dan demand penyediaan SDM industri.
"BPSDMI Kemenperin telah menyelenggarakan program-program memiliki best practice kemitraan yang link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri sehingga mismatch supply dan demand di unit pendidikan dan pelatihan industri tidak terjadi," jelas Arus.
Berdasarkan data proyeksi Kemenperin, kebutuhan SDM industri setiap tahunnya kini mencapai 682.000 orang, sementara jumlah tenaga kerja yang tersedia masih sangat sedikit.Hal ini mendorong Kemenperin untuk melakukan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan vokasi nasional melalui pendidikan vokasi berupa SMK, politeknik, akademi komunitas, penyelenggaraan diklat 3-in-1, program setara diploma satu, serta penguatan revitalisasi link and match SMK dan industri guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut.
"Kami juga tidak segan belajar dari negara-negara sahabat yang berhasil mengelola pendidikan vokasi yang baik dan terbangun sehingga kami juga mendapatkan best practice-nya," tambahnya.
Sumber :Achmad Dwi Afriyadi