Era Elektrifikasi Diklaim Mampu Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja
Era Elektrifikasi Diklaim Mampu Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa industri kendaraan bermotor listrik atau electric vehicle (EV) berpeluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi para generasi muda di Indonesia. Oleh karenanya, ia meminta infrastruktur mobil dan motor listrik harus selalu didorong agar rencana percepatan era elektrifikasi dapat dicapai. Terlebih di sektor kendaraan roda dua, peluang Indonesia sangatlah besar. "Ini kesempatan dengan adanya baterai listrik yang mungkin kita bukan ahli mesin, tidak perlu membuang waktu lagi. Kita intervensi dengan baterai kendaraan listrik," kata Erick dalam acara SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, seperti disiarkan YouTube Kementerian BUMN
"Ke depan siapa tahu yang biasa membuat mobil dan motor kustom menjadi lapangan pekerjaan baru karena tinggal membeli baterai listriknya saja. Ini yang harus kita pikirkan," lanjut Erick. Di samping itu, industri kendaraan listrik nasional juga dapat mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan di Indonesia sehingga alokasi biaya impor dan subsidi bisa lebih efektif. Apalagi, Indonesia juga sudah sukses dengan program pencampuran BBM jenis solar dengan bahan bakar nabati, yang dinamakan biodiesel B30 dan menuju B40. Indonesia menjadi negara yang satu-satunya berhasil dengan langkah tersebut.
"Kalau ada mobil-motor listrik, ada ethanol, ada B40, kita harapkan apa? Kebutuhan impornya bisa tidak meningkat," kata dia. Perusahaan BUMN juga bergerak cepat untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik. PLN misalnya, saat ini sudah memiliki 150 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 120 lokasi.
Sebelumnya, Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyatakan, penggunaan sepeda motor listrik bagi masyarakat dapat menghemat biaya operasional sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per tahun. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga akan mendapatkan manfaat dalam bentuk penghematan sebesar Rp 1 juta sampai Rp 1,2 juta per tahun dengan asumsi rata-rata masyarakat mengisi BBM lebih kurang enam liter per minggu.
Sumber: Humas Kemen BUMN