Jepang Butuh Banyak Tenaga Kerja Terampil
Jepang Butuh Banyak Tenaga Kerja Terampil
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menerima kunjungan kehormatan perwakilan dari Japan Human Support Union (JHSU) Kunihiro Tomoaki, di Kantor Kemnaker, Jakarta. Ida menyambut baik rencana kerja sama dengan JHSU dalam mempromosikan penerimaan peserta pemagangan dan tenaga kerja berketerampilan spesifik atau Specified Skilled Worker (SSW) kepada para anggotanya.
Menurut Ida, saat ini Jepang membutuhkan sumber daya manusia yang tinggi dikarenakan banyak penduduknya telah memasuki usia lanjut. Sehingga dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Jepang telah mendorong penerimaan peserta pemagangan maupun SSW.
"Jumlah peserta pemagangan dan peserta SSW banyak didominasi oleh peserta dari negara Vietnam dan RRT, akan tetapi JHSU memperkirakan ada pergeseran tren penerimaan dari perusahaan yang mulai melirik negara Indonesia," kata Ida
Adapun poin kerja sama yang diusulkan dalam pertemuan tersebut antara lain melalui perluasan penerimaan peserta pemagangan, pengembangan program pelatihan di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) untuk mendukung persiapan peserta SSW. Selanjutnya, dibahas pula tentang pengembangan standar kompetensi yang sesuai dengan program SSW, pelatihan bagi instruktur (Training of Trainers) dan penugasan expert trainer dari Jepang.
Ida menjelaskan pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan telah menyampaikan usulan dibukanya skema Private to Private (P to P) bagi penempatan PMI SSW kepada Pemerintah Jepang.
Dijelaskan Ida, hingga 30 September 2021 jumlah SSW asal Indonesia di Jepang berjumlah 3.061 orang dari total 38.337 SSW. "Hal ini sangat jauh dari target awal 70 ribu orang per tahun penempatan PMI melalui visa SSW," katanya.
Sumber : Humas Kemnaker 2022
Adapun berdasarkan sektor pekerjaan, SSW asal Indonesia sebagian besar bekerja pada sektor industri pertanian, manufaktur makanan dan minuman, perawat lansia, permesinan, dan perikanan dan akuakultur.
Sumber: Humas Kemnaker 2022